Bali, si the one and only city in Indonesia that has active tourism activities.
Siapa sih yang tidak tahu Bali?
Siapa juga yang tidak mau jalan-jalan dan merasakan kota eksotis kebanggaan Indonesia ini?
Aku dan keluargaku sudah lama menabung agar bisa tamasya kesana,lho.
Apalagi ibuku, dia yang paling antusias mengajak kami untuk pergi.
Kami tidak naik pesawat ke bali,karena ibuku ingin coba jalan darat saja.
Jadi, kami ke Bali naik serangkaian transportasi darat dan laut, menempuh waktu sampai 3 hari,lho.
Lelah? banget! Tapi lumayan hemat di ongkos hehe.
Kami berangkat menggunakan kereta api dari Stasiun Cimahi menuju Stasiun Surabaya Pasar Turi, menggunakan kereta Harina, kami membeli tiket kelas ekonomi premium. Harga tiket per-orang saat itu adalah Rp.300.000 untuk satu kali perjalanan. Kami berangkat malam hari,sampai di Surabaya Pasar Turi sekitar jam 10 pagi.
Sesampainya di Surabaya, kami dijemput oleh kerabat ibuku dan beristirahat di rumahnya di Gresik sampai pukul 3 sore. Pukul 3 sore kami berangkat menggunakan Bis yang akan membawa kami sampai ke Denpasar melalui pelabuhan ketapang.di Banyuwangi. Tiket per-orang saat itu kalau tidak salah hanya Rp.200.000 an. Bisnya bersih dan bagus, supir juga hati-hati sekali, dan kami juga di fasilitasi makan malam di restoran buffet yang disediakan langsung oleh pihak bis.
Kami tiba di Denpasar pada pukul 3 Pagi, karena kurang informasi soal pool bus, kami sedikit kebingungan karena hotel yang kami pesan tidak mengizinkan early check-in saat itu. Untungnya, ada sebuah kos-kosan di depan pool bus dan kami diperbolehkan menginap sampai pagi disana. Awalnya mereka tidak mau dibayar, tapi kami memberikan Rp.150.000 untuk biaya mandi dan fasilitas kos yang nyaman, kami juga diberi sarapan,lho. Baik banget!
Sampai pada pukul 10 Pagi, kami ditelfon pihak hotel dan sudah diperbolehkan check-in. Kami naik Grab dari kos-kosan sampai ke hotel yang berjarak tak jauh, hanya memakan biaya Rp.35.000 untuk Grabcar. Kami menginap di Best Western Kuta villa selama 4 Hari. Villa ini tak begitu jauh dari pusat-pusat wisata disana. Setelah beristirahat selama 1 hari penuh, kami memulai trip kami di Bali. Karena waktu kami tak cukup banyak saat itu, kami hanya dapat mengunjungi beberapa pantai saja.
Kami mengunjungi pantai Kuta dan Jimbaran. Ibu, Ayah dan adik-adikku sempat berkeliling sampai ke pantai nusa dua dan beberapa pura yang terkenal di Bali, karena aku jatuh sakit, aku hanya istirahat di villa dan wisata kuliner sendirian hahaha.
Kami menikmati belasan bungkus es krim sambil menunggu momen sunset di Jimbaran. Di sana, ayahku mendapat banyak foto-foto keren yang sekarang sudah dipajangnya di album foto hahaha. Ibuku puas memandangi pantai dan main pasir, sedangkan adik-adikku membangun istana-istana pasir yang tak terlihat sama sekali macam istana.
Di Jimbaran, aku bertemu dan berhasil berbincang banyak dengan foreigners asing dari London, USA, Saudi Arabia dan seorang foreigner asal Prancis. Mereka ternyata adalah kelompok komunitas peduli lingkungan gitu dan sedang ada project di Bali. Sudah lumrah sih ya melihat banyak bule-bule di Bali. Aku ikut dengan mereka mengutip sampah sepanjang pantai sambil ngobrol-ngobrol. aku diberi kalung dengan liontin kerang oleh mereka.
Ini hal yang paling berkesan selama aku di Bali, aku memang suka ngobrol dengan orang asing. Itu adalah caraku mengasah kemampuanku berbahasa Inggris dan memperluas wawasan saja. Mereka ramah sekali, mereka bahkan mengajakku untuk ikut komunitas mereka jika aku berkuliah di luar nanti,hihihi.
Aku juga bertemu dua gadis Korea seumuranku, mereka menghampiri aku dan foreigners lain saat sedang berfoto bersama. Dua gadis Korea itu kehilangan Tour Guide nya yang ternyata juga mencari-cari mereka di sisi pantai yang lain. Untungnya aku bisa sedikit berbahasa Korea walau memakan waktu banyak karena aku bingung apa kosakata yang aku gunakan terlalu formal di telinga mereka.
Dua gadis Korea yang cantik sekali itu memberiku hadiah sebuah gantungan kunci dream catcher manis yang sudah kugantung di kamar.
Aku jadi tidak perlu banyak membeli pernak-pernik deh kalau begitu, hehehe.
Saat sakit, aku keliling dengan berjalan kaki di sekitar area villa, dan juga pergi ke daerah pantai lagi. Pertama, aku pergi ke 'The Keranjang' yang katanya instagrammable itu. Didalamnya luaaas sekali dan banyak pernak-pernik serta photobooth yang lucu-lucu. Tapi.. harga pernak-perniknya agak menguras dompet sih, menurutku, atau akunya saja yang pelit ya?
Saat itu, tempat ini tidak terlalu ramai. Dari villa tempatku menginap, hanya perlu 10 menit berjalan kaki. Di sebelahnya juga ada Starbucks Cafe,lho. Tapi ketika aku ingin berkunjung, sudah tidak ada tempat duduk.
Di The Keranjang, aku hanya membeli 3 kotak pie susu yang kuhabiskan sendiri (habisnya emang makanan favoritku sih), dan sebuah gelang lucu banget!
Setelah The Keranjang, aku pergi ke area pantai Kuta untuk mencari makanan dan refreshing karena pantai sedang ramai.
Aku tidak menemukan makanan yang menggugah selera sore itu, hingga akhirnya mampir ke starbucks dan beli satu Tall iced Americano yang kuminum sambil berkeliling. Sempat membeli mie seduh cup juga di convenience store, tapi ga kenyang dan akhirnya pilihanku jatuh ke Mcdonalds di dekatnya, membeli paket ayam plus nasi plus cola lalu kembali ke hotel.
Didepan gang masuk hotel, ada sebuah warung ayam betutu yang jadi langganan tempat makan siang kami selama di Bali. Sebelum keluargaku kembali ke hotel, aku membeli beberapa bungkus nasi dengan ayam betutu untuk dibawa ke hotel.
Ngomongin ayam betutu, dari segi rasa dia unik sih, tapi aku tidak terlalu suka karena rempah-rempahnya terlalu kuat. Tapi enak! Di Bali aku terlalu banyak memesan Gofood dan Grabfood,lho. Karena banyak promo saat itu hehehe.
Saat keluargaku kembali, mereka mengajakku ke Krishna, toko oleh-oleh yang katanya paling terkenal di Bali. Disana, ibuku puas berbelanja sampai berkotak-kotak. Aku hanya membeli beberapa sabun unik untuk oleh-oleh. Aku sempat membeli bath salt, tote bag, dan beberapa produk herborist yang susah didapat di Bandung.
Di Krishna, harga oleh-oleh jauh lebih murah dibanding di The Keranjang, dan lebih variatif juga. Di The Keranjang bagus untuk yang suka foto-foto dan ada area anak-anak. Kalau untuk membeli oleh-oleh satu kampung macam ibuku sih, lebih hemat di Krishna.
Keesokan harinya, kami menghabiskan waktu di hotel dan istirahat.
Kami kembali ke Bandung naik pesawat sampai Jakarta, dilanjutkan naik Travel ke Bandung.
Overall, pengalamanku di Bali cukup mengesankan. Hanya tidak menyangka aku akan jatuh sakit karena kelelahan di perjalanan. Saranku, jika ingin pergi jalan darat harus benar-benar sehat fisik,ya.
Aku akan menabung lagi untuk trip lanjutan ke Bali,hihihi.
Siapa sih yang tidak tahu Bali?
Siapa juga yang tidak mau jalan-jalan dan merasakan kota eksotis kebanggaan Indonesia ini?
Aku dan keluargaku sudah lama menabung agar bisa tamasya kesana,lho.
Apalagi ibuku, dia yang paling antusias mengajak kami untuk pergi.
Kami tidak naik pesawat ke bali,karena ibuku ingin coba jalan darat saja.
Jadi, kami ke Bali naik serangkaian transportasi darat dan laut, menempuh waktu sampai 3 hari,lho.
Lelah? banget! Tapi lumayan hemat di ongkos hehe.
Kami berangkat menggunakan kereta api dari Stasiun Cimahi menuju Stasiun Surabaya Pasar Turi, menggunakan kereta Harina, kami membeli tiket kelas ekonomi premium. Harga tiket per-orang saat itu adalah Rp.300.000 untuk satu kali perjalanan. Kami berangkat malam hari,sampai di Surabaya Pasar Turi sekitar jam 10 pagi.
Sesampainya di Surabaya, kami dijemput oleh kerabat ibuku dan beristirahat di rumahnya di Gresik sampai pukul 3 sore. Pukul 3 sore kami berangkat menggunakan Bis yang akan membawa kami sampai ke Denpasar melalui pelabuhan ketapang.di Banyuwangi. Tiket per-orang saat itu kalau tidak salah hanya Rp.200.000 an. Bisnya bersih dan bagus, supir juga hati-hati sekali, dan kami juga di fasilitasi makan malam di restoran buffet yang disediakan langsung oleh pihak bis.
Kami tiba di Denpasar pada pukul 3 Pagi, karena kurang informasi soal pool bus, kami sedikit kebingungan karena hotel yang kami pesan tidak mengizinkan early check-in saat itu. Untungnya, ada sebuah kos-kosan di depan pool bus dan kami diperbolehkan menginap sampai pagi disana. Awalnya mereka tidak mau dibayar, tapi kami memberikan Rp.150.000 untuk biaya mandi dan fasilitas kos yang nyaman, kami juga diberi sarapan,lho. Baik banget!
Sampai pada pukul 10 Pagi, kami ditelfon pihak hotel dan sudah diperbolehkan check-in. Kami naik Grab dari kos-kosan sampai ke hotel yang berjarak tak jauh, hanya memakan biaya Rp.35.000 untuk Grabcar. Kami menginap di Best Western Kuta villa selama 4 Hari. Villa ini tak begitu jauh dari pusat-pusat wisata disana. Setelah beristirahat selama 1 hari penuh, kami memulai trip kami di Bali. Karena waktu kami tak cukup banyak saat itu, kami hanya dapat mengunjungi beberapa pantai saja.
Kami mengunjungi pantai Kuta dan Jimbaran. Ibu, Ayah dan adik-adikku sempat berkeliling sampai ke pantai nusa dua dan beberapa pura yang terkenal di Bali, karena aku jatuh sakit, aku hanya istirahat di villa dan wisata kuliner sendirian hahaha.
Menikmati momentum sunset yang memanjakan mata di pantai Jimbaran (ft siluet ayah yang sibuk jepret sana sini hihihi) |
main air pantai! |
kakiku yang bengkak dan pasir putih pantai |
Di Jimbaran, aku bertemu dan berhasil berbincang banyak dengan foreigners asing dari London, USA, Saudi Arabia dan seorang foreigner asal Prancis. Mereka ternyata adalah kelompok komunitas peduli lingkungan gitu dan sedang ada project di Bali. Sudah lumrah sih ya melihat banyak bule-bule di Bali. Aku ikut dengan mereka mengutip sampah sepanjang pantai sambil ngobrol-ngobrol. aku diberi kalung dengan liontin kerang oleh mereka.
Ini hal yang paling berkesan selama aku di Bali, aku memang suka ngobrol dengan orang asing. Itu adalah caraku mengasah kemampuanku berbahasa Inggris dan memperluas wawasan saja. Mereka ramah sekali, mereka bahkan mengajakku untuk ikut komunitas mereka jika aku berkuliah di luar nanti,hihihi.
Aku juga bertemu dua gadis Korea seumuranku, mereka menghampiri aku dan foreigners lain saat sedang berfoto bersama. Dua gadis Korea itu kehilangan Tour Guide nya yang ternyata juga mencari-cari mereka di sisi pantai yang lain. Untungnya aku bisa sedikit berbahasa Korea walau memakan waktu banyak karena aku bingung apa kosakata yang aku gunakan terlalu formal di telinga mereka.
Dua gadis Korea yang cantik sekali itu memberiku hadiah sebuah gantungan kunci dream catcher manis yang sudah kugantung di kamar.
Aku jadi tidak perlu banyak membeli pernak-pernik deh kalau begitu, hehehe.
Saat sakit, aku keliling dengan berjalan kaki di sekitar area villa, dan juga pergi ke daerah pantai lagi. Pertama, aku pergi ke 'The Keranjang' yang katanya instagrammable itu. Didalamnya luaaas sekali dan banyak pernak-pernik serta photobooth yang lucu-lucu. Tapi.. harga pernak-perniknya agak menguras dompet sih, menurutku, atau akunya saja yang pelit ya?
mirror selfie diantara rak-rak daster :) |
wooden crafts yang gemay tapi mahal huhuhu |
dream catchers! |
mug kayu yang lucuuu parah! |
Saat itu, tempat ini tidak terlalu ramai. Dari villa tempatku menginap, hanya perlu 10 menit berjalan kaki. Di sebelahnya juga ada Starbucks Cafe,lho. Tapi ketika aku ingin berkunjung, sudah tidak ada tempat duduk.
Di The Keranjang, aku hanya membeli 3 kotak pie susu yang kuhabiskan sendiri (habisnya emang makanan favoritku sih), dan sebuah gelang lucu banget!
gemass! |
mampir ke hard rock cafe dan shopnya, tapi tidak membeli apapun karena uangku tidak cukup :') |
hard rock hotel yang mewah! |
mampir ke Starbucks didepan pantai, tapi lagi-lagi tidak dapat tempat duduk |
Didepan gang masuk hotel, ada sebuah warung ayam betutu yang jadi langganan tempat makan siang kami selama di Bali. Sebelum keluargaku kembali ke hotel, aku membeli beberapa bungkus nasi dengan ayam betutu untuk dibawa ke hotel.
Ngomongin ayam betutu, dari segi rasa dia unik sih, tapi aku tidak terlalu suka karena rempah-rempahnya terlalu kuat. Tapi enak! Di Bali aku terlalu banyak memesan Gofood dan Grabfood,lho. Karena banyak promo saat itu hehehe.
Saat keluargaku kembali, mereka mengajakku ke Krishna, toko oleh-oleh yang katanya paling terkenal di Bali. Disana, ibuku puas berbelanja sampai berkotak-kotak. Aku hanya membeli beberapa sabun unik untuk oleh-oleh. Aku sempat membeli bath salt, tote bag, dan beberapa produk herborist yang susah didapat di Bandung.
Di Krishna, harga oleh-oleh jauh lebih murah dibanding di The Keranjang, dan lebih variatif juga. Di The Keranjang bagus untuk yang suka foto-foto dan ada area anak-anak. Kalau untuk membeli oleh-oleh satu kampung macam ibuku sih, lebih hemat di Krishna.
Keesokan harinya, kami menghabiskan waktu di hotel dan istirahat.
Kami kembali ke Bandung naik pesawat sampai Jakarta, dilanjutkan naik Travel ke Bandung.
Overall, pengalamanku di Bali cukup mengesankan. Hanya tidak menyangka aku akan jatuh sakit karena kelelahan di perjalanan. Saranku, jika ingin pergi jalan darat harus benar-benar sehat fisik,ya.
Aku akan menabung lagi untuk trip lanjutan ke Bali,hihihi.
Komentar
Posting Komentar