Hai,semuanya! Senang sekali bisa kembali menulis disini.
Kali ini, aku pengen cerita soal penyakit baruku yang cukup jarang diidap gadis seumuranku. Yep, Pankreatitis!
Pernah denger ga penyakit itu?
Emang ga terlalu familiar sih, ya. Bahkan aku sendiri pun baru tahu kalau ada penyakit macam itu,lho. Dari namanya, apalagi lihat ada imbuhan '-titis' diujung katanya, membuat si pankreatitis ini sudah seram di benak kepala.
Aku didiagnosa mengidap Pankreatitis ini di awal Maret 2020. Sebelumnya, aku memang sudah punya riwayat penyakit pencernaan, yaitu Gastritis atau tukak lambung. Tapi si Gastritis ini sudah ga pernah kambuh sejak aku kuliah semester 3, berkat serangkaian terapi melelahkan beberapa bulan lalu.
Nah, Pankreatitis yang aku idap ini adalah pankreatitis akut, dan berpotensi sampai ke kronis, tapi ya Naudzubillah.. jangan sampe deh! Si pankreatitis akut ini itu muncul tanpa aba-aba sama sekali. Ga ada gejala-gejala yang signifikan, beda dengan Gastritis. Uniknya, Pankreatitis ini kalau kalian cari di peramban seperti Wikipedia, akan tertulis bahwa penyakit ini umumnya diidap oleh orang yang mengonsumsi alkohol atau minuman keras.
Dan aku, jujur dari hati yang paling dalam tidak pernah menyentuh alkohol. Nah, setelah bertanya ke dokter-dokter yang merawatku kala sakit, Pankreatitis yang aku idap ini kemungkinan besar disebabkan oleh Autoimun, yang artinya imunku menyerang badanku sendiri. Kemungkinan lainnya, ada infeksi bakteri didalam tubuhku.
Bicara tentang gejala, memang aku tidak merasakan apapun sebelum jatuh sakit. Satu hari sebelum dirawat aku masih kuliah, nongkrong dan main bareng temen-temen kuliah. Tapi esok paginya, tepat setelah aku minum air putih sekitar 200ml, perut bagian atas tepat di ulu hatiku nyeri luar biasa. Disitu aku langsung sadar kalau ini bukan Gastritis.
Tapi aku dengan sok tahunya minum dua saset promag cair, karena ingin kuliah. Biasanya, 20 menit setelah minum obat nyerinya akan hilang. Tapi kala itu nyerinya malah semakin menjadi, aku terus-menerus muntah cairan hijau pekat. Dalam satu jam aku bisa 20 kali muntah dan itu sakitnya luar biasa!
Aku dibawa ke rumah sakit setelah pingsan di rumah, aku panik sekali karena pelayanan IGD rumah sakit terdekat itu buruk sekali. Padahal aku sudah mengerang kesakitan sampai minta dibius karena tak kuat nahan sakit. Semua suster dan dokter jaga bilang kalau ini gastritisku yang kambuh, dan seenaknya nyuruh aku dan ibuku yang udah panik pulang ke rumah. Untungnya, tanteku dokter. Dan tanteku ini yang merawat aku saat aku pertama kali didiagnosa Gastritis.
Setelah debat panjang dengan tanteku, dokter jaga IGD mengizinkan aku untuk di rawat inap sampai tanteku datang. Di hari pertama itu, sampai tanteku datang tidak ada obat pereda nyeri yang disuntikkan. Aku tidak bisa tidur, hanya muntah kemudian pingsan, begitu saja terus. Sampai tanteku datang menjelang subuh, barulah ada obat pereda nyeri dan obat mual yang diberikan.
Infusku bolak-balik lepas saat itu, karena pembuluh darahku kecil dan pengaruh dehidrasi. Jujur saja, aku antara sadar dan tidak sadar selama itu, karena kupikir itu sakaratul maut, karena sakitnya tak tertahankan!
Ada sekitar 4 kali pengambilan sampel darah dalam satu hari,lho selama aku sakit. Hasil lab pertamaku agak mengerikan sebenarnya. Hasilnya adalah enzim-enzim yang diproduksi pankreasku melebihi batas normal. Saat itu, Kadar Amilase dalam pankreasku mencapai angka 695 dimana angka normalnya adalah 13-53. Sedangkan kadar Lipase nya mencapai angka 960 dimana angka normalnya adalah sekitar 8-78. Dan yang paling mengerikan dari semua itu adalah Jumlah Leukositku yang mencapai angka 17.600 dimana angka normalnya hanya 4.000-10.000 saja.
Aku juga melakukan serangkaian USG untuk memantau kondisi fisik pankreasku yang sudah membengkak sana-sini saat itu.
Parah tidak? Kalau kata dokter-dokter yang menanganiku sih, cukup parah untuk orang yang tidak mengonsumsi alkohol sama sekali.
Pengobatannya bagaimana? Hmm...ini agak menyiksa sih. Aku sempat diharuskan berpuasa makanan sekitar dua hari, untuk mengistirahatkan pankreasku katanya begitu. Jadi aku hanya boleh minum air putih saja. Tapi karena aku punya riwayat Gastritis yang mengharuskan aku makan, sempat ada perdebatan antara tanteku yang juga seorang dokter yang kerap kali merawatku intensif dirumah dengan dokter-dokter yang menanganiku. Hingga pada akhirnya, aku makan melalui selang nasogastrik.
Dari selang itu, cairan nutrisi dialirkan ke lambungku. Aneh sih,rasanya. Tapi setidaknya aku masih bisa makan sesuatu. Saat itu, aku tiap hari menangis dan menghibur diriku dengan nonton video 'mukbang; untuk mengobati rasa lapar.
Aku sempat terancam akan menjalani operasi jika pembengkakan pankreasku tidak mereda, kata dokter takut menyakiti organ-organ pencernaan lain yang terhubung dengan pankreasku.
Aku dirawat selama sekitar 9 hari di 2 rumah sakit yang berbeda, Melelahkan sekali karena harus berpindah-pindah. 9 hari juga aku hampir setiap hari melakukan pengambilan darah sampai-sampai aku kebal rasa sakitnya.
Bagian paling menyakitkan dari penyakit ini itu, saat aku mendapat infus cairan Aminofluid yang lebih kental dibanding cairan infus biasa. Dan karena si Aminofluid inilah, dalam 3 hari aku gonta-ganti jarum infus sampai 6 kali karena pembengkakan dimana-mana.
Pengalaman paling berkesan? Aduh, agak absurd sih bicara kesan baik dari penyakit, tapi makan dari selang nasogastrik adalah yang paling berkesan, aku tidak perlu repot-repot mengunyah cairan rasa aneh untuk makan. Dan itu, oddly enjoyable hahahaha.
Oh, iya. Setelah ini, pankreasku tidak lagi berfungsi se-normal biasanya,lho. Jadi aku harus menjaga kesehatanku lebih baik dari sebelumnya.
Kali ini, aku pengen cerita soal penyakit baruku yang cukup jarang diidap gadis seumuranku. Yep, Pankreatitis!
Pernah denger ga penyakit itu?
Emang ga terlalu familiar sih, ya. Bahkan aku sendiri pun baru tahu kalau ada penyakit macam itu,lho. Dari namanya, apalagi lihat ada imbuhan '-titis' diujung katanya, membuat si pankreatitis ini sudah seram di benak kepala.
Aku didiagnosa mengidap Pankreatitis ini di awal Maret 2020. Sebelumnya, aku memang sudah punya riwayat penyakit pencernaan, yaitu Gastritis atau tukak lambung. Tapi si Gastritis ini sudah ga pernah kambuh sejak aku kuliah semester 3, berkat serangkaian terapi melelahkan beberapa bulan lalu.
Nah, Pankreatitis yang aku idap ini adalah pankreatitis akut, dan berpotensi sampai ke kronis, tapi ya Naudzubillah.. jangan sampe deh! Si pankreatitis akut ini itu muncul tanpa aba-aba sama sekali. Ga ada gejala-gejala yang signifikan, beda dengan Gastritis. Uniknya, Pankreatitis ini kalau kalian cari di peramban seperti Wikipedia, akan tertulis bahwa penyakit ini umumnya diidap oleh orang yang mengonsumsi alkohol atau minuman keras.
Dan aku, jujur dari hati yang paling dalam tidak pernah menyentuh alkohol. Nah, setelah bertanya ke dokter-dokter yang merawatku kala sakit, Pankreatitis yang aku idap ini kemungkinan besar disebabkan oleh Autoimun, yang artinya imunku menyerang badanku sendiri. Kemungkinan lainnya, ada infeksi bakteri didalam tubuhku.
Bicara tentang gejala, memang aku tidak merasakan apapun sebelum jatuh sakit. Satu hari sebelum dirawat aku masih kuliah, nongkrong dan main bareng temen-temen kuliah. Tapi esok paginya, tepat setelah aku minum air putih sekitar 200ml, perut bagian atas tepat di ulu hatiku nyeri luar biasa. Disitu aku langsung sadar kalau ini bukan Gastritis.
Tapi aku dengan sok tahunya minum dua saset promag cair, karena ingin kuliah. Biasanya, 20 menit setelah minum obat nyerinya akan hilang. Tapi kala itu nyerinya malah semakin menjadi, aku terus-menerus muntah cairan hijau pekat. Dalam satu jam aku bisa 20 kali muntah dan itu sakitnya luar biasa!
Aku dibawa ke rumah sakit setelah pingsan di rumah, aku panik sekali karena pelayanan IGD rumah sakit terdekat itu buruk sekali. Padahal aku sudah mengerang kesakitan sampai minta dibius karena tak kuat nahan sakit. Semua suster dan dokter jaga bilang kalau ini gastritisku yang kambuh, dan seenaknya nyuruh aku dan ibuku yang udah panik pulang ke rumah. Untungnya, tanteku dokter. Dan tanteku ini yang merawat aku saat aku pertama kali didiagnosa Gastritis.
Setelah debat panjang dengan tanteku, dokter jaga IGD mengizinkan aku untuk di rawat inap sampai tanteku datang. Di hari pertama itu, sampai tanteku datang tidak ada obat pereda nyeri yang disuntikkan. Aku tidak bisa tidur, hanya muntah kemudian pingsan, begitu saja terus. Sampai tanteku datang menjelang subuh, barulah ada obat pereda nyeri dan obat mual yang diberikan.
Infusku bolak-balik lepas saat itu, karena pembuluh darahku kecil dan pengaruh dehidrasi. Jujur saja, aku antara sadar dan tidak sadar selama itu, karena kupikir itu sakaratul maut, karena sakitnya tak tertahankan!
ini tanganku sudah bengkak banget huhuhu |
Ada sekitar 4 kali pengambilan sampel darah dalam satu hari,lho selama aku sakit. Hasil lab pertamaku agak mengerikan sebenarnya. Hasilnya adalah enzim-enzim yang diproduksi pankreasku melebihi batas normal. Saat itu, Kadar Amilase dalam pankreasku mencapai angka 695 dimana angka normalnya adalah 13-53. Sedangkan kadar Lipase nya mencapai angka 960 dimana angka normalnya adalah sekitar 8-78. Dan yang paling mengerikan dari semua itu adalah Jumlah Leukositku yang mencapai angka 17.600 dimana angka normalnya hanya 4.000-10.000 saja.
Aku juga melakukan serangkaian USG untuk memantau kondisi fisik pankreasku yang sudah membengkak sana-sini saat itu.
ini hasil USG pankreasku dan organ-organ pencernaan lain. Bukan bayi,ya! |
Parah tidak? Kalau kata dokter-dokter yang menanganiku sih, cukup parah untuk orang yang tidak mengonsumsi alkohol sama sekali.
Pengobatannya bagaimana? Hmm...ini agak menyiksa sih. Aku sempat diharuskan berpuasa makanan sekitar dua hari, untuk mengistirahatkan pankreasku katanya begitu. Jadi aku hanya boleh minum air putih saja. Tapi karena aku punya riwayat Gastritis yang mengharuskan aku makan, sempat ada perdebatan antara tanteku yang juga seorang dokter yang kerap kali merawatku intensif dirumah dengan dokter-dokter yang menanganiku. Hingga pada akhirnya, aku makan melalui selang nasogastrik.
Dari selang itu, cairan nutrisi dialirkan ke lambungku. Aneh sih,rasanya. Tapi setidaknya aku masih bisa makan sesuatu. Saat itu, aku tiap hari menangis dan menghibur diriku dengan nonton video 'mukbang; untuk mengobati rasa lapar.
Aku sempat terancam akan menjalani operasi jika pembengkakan pankreasku tidak mereda, kata dokter takut menyakiti organ-organ pencernaan lain yang terhubung dengan pankreasku.
Aku dirawat selama sekitar 9 hari di 2 rumah sakit yang berbeda, Melelahkan sekali karena harus berpindah-pindah. 9 hari juga aku hampir setiap hari melakukan pengambilan darah sampai-sampai aku kebal rasa sakitnya.
Bagian paling menyakitkan dari penyakit ini itu, saat aku mendapat infus cairan Aminofluid yang lebih kental dibanding cairan infus biasa. Dan karena si Aminofluid inilah, dalam 3 hari aku gonta-ganti jarum infus sampai 6 kali karena pembengkakan dimana-mana.
ini dia si aminofluid! |
Pengalaman paling berkesan? Aduh, agak absurd sih bicara kesan baik dari penyakit, tapi makan dari selang nasogastrik adalah yang paling berkesan, aku tidak perlu repot-repot mengunyah cairan rasa aneh untuk makan. Dan itu, oddly enjoyable hahahaha.
Oh, iya. Setelah ini, pankreasku tidak lagi berfungsi se-normal biasanya,lho. Jadi aku harus menjaga kesehatanku lebih baik dari sebelumnya.
Komentar
Posting Komentar